Apa salahnya update tentang yang beginian?
Apa salahnya......
Kali ini saya akan membahas tentang berita yang lagi hot (atau mungkin sekarang udah anget) di sosial media. Aksi penyepeda Yogyakarta yang menghentikan paksa konvoi moge di perempatan condongcatur, Yogyakarta saat lampu merah.
Penyepeda diatas diketahui bernama Elanto Wijoyo, lelaki berusia 32 tahun bersama rekan-rekannya menghentikan paksa konvoi moge. Alasannya sederhana, demi kenyamanan bersama.
Dilihat dari sisi hukum, konvoi moge ini sudah dikawal oleh pihak kepolisian memang sudah mengantongi izin. Menurut pasal 134 UU RI No 22 tahun 2009 tentag lalu-lintas dan angkutan jalan, "Konvoi dan/atau kendaraan dengan kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas kepolisian Negara Republik Indonesia" termasuk dalam urutan pengguna jalan yang memperolah hak untuk diutamakan.
Jadi... secara teknisnya sih... konvoi mogenya udah "bener."
TAPI.
Itu baru dilihat dari segi hukum, jika saya menggunakan kacamata warga Yogyakarta, saya akan menyatakan bahwa konvoi moge tidak tahu "tata krama bertamu," mengingat banyak dari peserta konvoi bukan warga Yogyakarta.
Alasan saya menyatakan hal demikian mungkin karena saya melihat latar tempat bapak Elanto melakukan aksinya, di perempatan condongcatur. Saat masih SMP, saya setiap pulang sekolah selalu lewat situ dengan menumpang Trans Jogja. Bisa dibilang perempatan condongcatur berada di urutan ke 2 perempatan paling macet di Yogyakarta, setelah perempatan kentungan(kalau anda dari arah selatan ke utara loh ya)
Dengan Trans Jogja, saya dan penumpang lainnya beserta supir memerlukan waktu kurang lebih 1 jam untuk melewati perempatan itu. Sekolah saya di daerah Bumijo, dekat jalan magelag, SMPN 14 tepatnya, rumah saya di dekat jembatan layang Janti. Keluar dari sekolah jam 2, di perjalanan kena macet di sana sini, sampe rumah jam setengah 5. Itu baru saya, yang perjalanannya terhitung sedang, saya punya teman yang selalu pulang bareng saya, rumahnya di daerah Perambanan, bayangin aja sampe rumah jam berapa.
Jangan diambil curhatnya, ambil poin dimana saya menggambarkan bahwa kemacetan di perempatan Condongcatur itu bikin frustasi dan menguras banyak waktu.
Jika anda sedang berada dalam kemacetan yang luar biasa untuk ukuran macet di kota anda, dan anda sedang diburu waktu, lalu anda melihat konvoi moge yang dikawal polisi bisa langsung jalan tanpa mikir macet dan lampu merah, sambil gembar-gemborin mesin seenak jidat, apa yang anda rasakan?
Mungkin Goku aja langsung jadi super saia, terus bikin bola semangat.
Ada yang bilang kalau tujuan konvoi moge ini bertujuan untuk menghibur masyarakat Yogyakarta. Saya sendiri juga masih mempertanyakan sisi menghiburnya dimana. Walaupun saya tidak berada di Yogyakarta pada saat konvoi tersebut berlangsung, tapi saya pernah melihat konvoi di tahun sebelumnya. Jogja penuh moge. Para pengendara moge banyak yang nggak taat aturan saat diluar konvoi. Berhenti saat lampu merah sih... tapi berhentinya diatas zebra cross. Pffft. Nek motor gedhene sak badak ngono mbok dakok nang zebra cross, aku ameh nyebrang lewat ngendi? nek motormu tak lumpati koe rak yo mesti ngamuk to, pak?
Dengan postingan ini, saya berharap konvoi konvoi apapun di kota kelahiran saya ini dapat berjalan dengan lancar tanpa merugikan pihak pelaku konvoi dan warga sekitar. Ya... walaupun selama ini kesannya setiap ada konvoi pasti ada masalah sih....
Apa pendapat kalian tentang konvoi moge yang lagi panas ini? Tulis di kotak komentar ya!
Semoga bermanfaat..